Friday, November 4, 2011

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.


“Mau kemana lagi, Fen?” tanya Ganjar sambil melirik ke Fenti.
“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Fenti sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.


Ganjar sekilas melirik pada paha Fenti yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Fenti naik tersingkap dengan posisi duduk Fenti tersebut.


“Fen, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Ganjar.
“Yee, kamu horny ya?” kata Fenti melirik Ganjar sambil tersenyum.
“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu…” kata Ganjar sambil tersenyum pula.
“Ya telah, mau dimana?” tanya Fenti sambil tangannya mengelus paha Ganjar yang sgilag mengemudi.


Ganjar tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sedangkan mobil diarahkannya menuju sebuah motel..


“Buka dong semua baju kamu,” kata Ganjar sedangkan dia sendiri melepaskan semua bajunya.
“Ih dasar otak horny!” kata Fenty tersenyum sambil melepas seragam kusarihnya.
“Aku cinta kamu..” kata Ganjar sambil mendekap tubuh telanjang Fenti dheri belakang.


Satu tangan meremas toket Fenty, sedangkan satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.


“Mmhh…” desah Fenty sambil terpejam. Tangan Fenty menggenggam kontol Ganjar yang telah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.
“Mmhh.. Enak akung…” bisik Ganjar ketika Fenty mengocok kontolnya.


Fenty tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Ganjar lalu mengecup bibirnya. Ganjar membalas kecupan bibir Fenty dengan hangat.


“Hjilat, dong…” bisik Ganjar di telingan Fenty.


Fenty tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Ganjar yang telah berdiri tegak. Lidah Fenty mulai menjilati kepala kontol Ganjar sedangkan tangannya tetap mengocok kontolnya.


“Ohh.. Enak akung…” bisik Ganjar sambil memompa kontolnya slow ketika Fenty mulai mengulum kontol kontolnya.


Jilatan, hjilatan serta kocokan tangan Fenty pada kontolnya membikin Ganjar menggelinjang membatalkan nikmat.


“Gantian dong…” kata Fenty sambil bangun setelah beberapa waktu.


Fenty bersandar ke dinding sambil berdiri. Ganjar jongkok lalu diciumnya jembut Fenty. Fenty memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah ganjar mulai menelusuri belahan memeknya.


“Oww.. Enak banget, akung,” kata Fenty sambil memegang kepala Ganjar dan mendesakan ke memeknya.


Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Ganjar bermain di lubang memek dan kelentitnya tukaran.


“Ohh.. Sshh…” desah Fenty merasakan kepuasan yang tak terhingga.


Fenty terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Ganjar lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..


“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Fenty menjerit slow tertahan ketika mencapai puncak klimaknya.


Terasa ada yang muncrat hangat enak di dalam memeknya.


“Mmhh.. Enak sekali akung,” kata Fenty sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Ganjar yang masih basah oleh cairan memeknya.


Ganjar sepertinya telah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Fenty sedetik, segera ditheriknya tubuh Fenty ke atas ranjang. Fenty telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Ganjar segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Fenty. Tangan Fenty segera menggenggam dan membimbing kontol Ganjar ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Ganjar telah masuk ke memek Fenty. Kontol Ganjar keluar masuk memek Fenty disertai bunyi khas..


“Mmhh…” Fenty mendesah sambil terpejam sedangkan pinggulnya berputar mengimbangi gerakan Ganjar.
“Enak sekali, akungghh…” desah Ganjar.


Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Ganjar hampir mencapai puncak kepuasannya. Kontol Ganjar makin cepat keluar masuk memek Fenty. Ketika puncaknya, Ganjar segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Fenty yang telah terbiasa, langsung mengerti. Kontol Ganjar yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihjilat kuat sambil dikocok slow. Ganjar terpejam sambil memegang kepala Fenty dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Fenty. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Ganjar tumpah di dalam mulut Fenty yang terus menghjilat kontolnya.


“Wohh.. Enak sekali, akung,” ujar Ganjar dengan nafas berat.


Fenty tersenyum sambil menjilati kontol dan kepala kontol Ganjar dheri sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka saling mencium..


“Cepat balik ah…” kata Fenty setelah mereka selesai berbaju dan merapikan diri.
“Ya akung…” kata Ganjar sambil menggandeng Fenty keluar kamar.


Sesampai di rumah, Ganjar segera balik setelah berpamitan kepada Papa dan mama Fenty.


“Lama amat sih, Fen?” tanya mamanya.
“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Fenty ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti baju.


Malam hherinya, ketika mereka sgilag nonton TV, Papa dan Mama Fenty segera bangun dheri tempat duduk karena telah waktunya jam tidur.


“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Fenty.
“Iya, Mam.. Tanggung nih film sgilag seru-serunya,” kata Fenty sambil matanya terus melihat TV.


Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Fenty mendengar ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Fenty telah mengerti apa yang sgilag terjadi di kamar orang tuanya. Fenty bersikap cuek saja di mulai. Tapi rasa penasaran dihatinya membikin Fenty ingin mengintip mereka. Segera fenty bangun lalu mengendap mengintip dheri lubang kunci. Walaupun gak begitu jelas tapi Fenty dapat melihat Papa Mamanya sgilag bersetubuh.


Darah Fenty berdesir karenanya. Ketika mata Fenty melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangun dan mengelap kontolnya yang basah. Tampak jelas di mata Fenty betapa kontol papanya lebih besar dheri kontol Ganjar. Fenty segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya. Di atas ranjang, Fenty tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Fenty jadi gelisah.


Sejak detik itu Fenty secara sadar arau tidak selalu melihat gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya cuma menggunakan kolor saja. Mata Fenty selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Fenty waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.


Suatu malam..


“Pijitin pundak Papa, Fen.. Pegal amat,” kata Papa Fenty waktu mereka nonton TV.
“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Fenty gampang mijitnya,” kata Fenty.


Papanya segera turun dheri kursi lalu duduk di lantai. Fenty segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.


“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangun dan menuju kamarnya.
“Fenty akung Papa,” bisik Fenty sambil mteriakkulkan tangannya ke leher Papanya.
“Nah, biasanya suka ada maksudnya kalau kamu telah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Fenty.
“Mm.. Fenty tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Fenty lagi manja.
“Fenty cuma mau bilang kalau Fenty akung Papa,” kata Fenty sambil mencium pipi Papanya.


Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Fenty yang sgilag mendekap dirinya dheri belakang.


“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Fenty lama.


Fenty tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Fenty mulai berdesir.


“Ada apa sih, Fen?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.


Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Fenty mengecup bibirnya.


“Fenty sangat akung Papa,” bisik Fenty lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.


Papa Fenty pada di mulai kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Fenty bisa menghangatkan perasaan dan nafsunya. Dibalasnya ciuman Fenty dengan hangat pula.


“Mm…” suara Fenty terdengar slow.


Papa Fenty bangun lalu duduk berhadapan dengan Fenty. Kembali dilumat bibir Fenty dengan agak panas. Fentypun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Fenty bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap saling mencium diremasnya slow kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..


“Fenty akung Papa,” kembali Fenty berbisik.
“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.
“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Fenty sambil bangun dan menherik tangan Papanya ke kamar belakang.


Papanya menurut mengikuti Fenty. Fenty langsung mendekap dan melumat bibir Papanya dengan sarir, Papanyapun membalasnya makin panas. Tangan Fenty mulai berani ditoketpkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya slow.


“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih saling mencium.


Fenty kemususan melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Fenty mengocok slow kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Fenty.


“Ohh…” desah Papanya.


Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Fenty. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya moncrot di dalam mulut Fenty. Fenty dengan tenang menelannya habis. Fenty lalu berdiri sambil tersenyum.


“Fenty pengen, Pa..” pinta Fenty berbisik.
“Tidak bisa sekarang akung,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.
“Kapan, Pa?” kata Fenty sambil mendekap dan mengecup bibir Papanya.
“Kamu balik kusarih jam berapa?” tanya Papanya.
“Jam 11, Pa…”
“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cheri tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.
“Iya, Pa…” kata Fenty sambil tersenyum pula.
“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Fenty mengangguk.
“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Fenty mesra.


Besok hherinya sesuai dengan rencana, Fenty dijemput di kampus.


“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.
“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Fenty manja.
“Langsung saja…” kata Fenty tersenyum.


Papa Fentypun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke panasel. Di dalam kamar, mereka langsung saling mencium. Fenty menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.


“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit akung. Papa wajib segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua bajunya.


Fenty juga sama. Tubuh Fenty telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas toket Fenty. Fenty terpejam menikmati belaian Papanya itu. Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang telah tegang besar. Diremas dan dikocoknya slow. Tangan Papanya mulai turun ke memek Fenty. Diusap dan di gosoknya memek Fenty dengan mesra. Lalu salah satu jherinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya tukaran. Fenty terpejam sambil menggigit bibir sedangkan tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.


“Cepat masukkan, Pa…” pinta Fenty.


Papanya tersenyum lalu bangun dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Fenty. Fenty menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Fenty. Fenty terpejam merasakan rasa nikmat dheri orang yang sangat diakunginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.


“Ada apa akung?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.
“Fenty sangat bahagia bisa bersama Papa detik ini,” kata Fenty sambil mendekap erat Papanya.
“Fenty sangat akung Papa,” bisik Fenty.
“Papa juga sangat akung kamu,” kata Papanya.


Fenty tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Fenty detik itu. Siang itu Fenty dan Papanya dengan sarir bersetubuh bermandi peluh dan rintihan serta jeritan kepuasan. Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai klimak. Dicabutnya kontol dheri memek Fenty lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya. Tapi Fenty dengan segera bangun dan langsung menghjilat serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat banyak di dalam mulut Fenty. Fenty menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Fenty.


“Kamu hebat akung…” bisik Papanya.
“Lebih hebat dheri Mama kamu,” kata Papanya lagi.
“Fenty akung Papa…” bisik Fenty sambil tersenyum.


- - - TAMAT.




No comments:

Post a Comment