Friday, November 4, 2011

cerita selingkuh

hallo,

para pembaca

ini adalah kisah nyata



saya saat ini seorang pria 30thn dan istri sy berusia 25 thn.saat ini km pisah rumah tapi baru-baru ini kami mulai komunikasi lagi sejak satu tahun tidak ada komunikasi.saya mau mulai cerita mundur 10 tahun lalu saat kami belum kenalan dan saya saat itu baru lulus smu.saat itu kehidupan rumah tangga orang tua sedang di ambang perceraian,alhasil saya jadi anak yg kena getahnya,saya saat itu karena stres mulai memasuki kehidupan malam yang bergaul dengan minuman dan obat-obatan. saya kenalan dengan seorang wanita dari salah satu tempat hiburan malam dan kami pun berpacaran,tapi karena pergaulan dengan teman yang kenal banyak wanita akhirnya saya juga jadi ikut-ikutan selingkuh,awalnya tidak ketahuan tapi toh akhirnya ketahuan juga tapi dengan rayuan dan gombalan malah hal itu saya manfaatkan untuk mendapatkan uang dari dia,bukan hanya itu saya jg mencari-cari kesalahannya untuk mendapatkan uang dari hasil kerjanya,waktu berlalu kami sudah 1tahun lebih pacaran dan saya juga sudah tergantung dengan obat-obatan,akhirnya saya kenal dengan seorang bos pengusaha handphone(hp) akhirnya saya kerja di sana tapi ternyata kehidupan saya makin terlibat obat2an,saat itu saya dipaksa sabu2 dengan bos tapi saya tidak mau akhirnya saya memundurkan diri karena ada kata-kata yang tidak nyaman didengar,saya nganggur tidak sampai 2bulan ada teman baru buka toko hp akhirnya saya kerja di sana dengan gaji per bulan bisa sampai 2 juta itu sudah dengan bonus penjualan,oh iya saat itu saya masih tetap obat dan masih pacaran dengan perempuan malam.saya kerja sampai nama saya di makassar banyak yang kenal karena saya saat itu antara semua toko hp di makassar layani pembeli paling bagus sampai-sampai banyak toko yg minta saya jadi pegawainya dengan gaji yang lebih tingggi,tapi saya tetap tidak mau sampai suatu saat ada paman saya dari jakarta yang tawarkan modal buat buka toko dan saya terima, akhirnya sebulan kemudian saya buka toko hp dengan modal pas-pasan,tapi entah mengapa saya tetap belum berhenti dari kehidupan malam,sampai mama saya mengambil alih usaha itu,akhirnya pada saat itupun pikiranku terbuka,saya berniat berhenti dari obat2an dan mau mencari istri yang bisa merubah hidup saya.1 tahun saya berusaha berhenti dr obat2an dengan cara setiap kali ke tempat diskotik saya berusaha alihkan rasa sugesti dengan cara mabuk minuman


saat itulah saya kenalan dengan seorang cewek di tempat clubbing sebut namanya susi(samaran)tapi dia dari keluarga baik2,akhirnya kami pun berpacaran,dia orangnya galak tapi itulah yang buat saya suka karena kami sepakat dia harus bisa rubah saya dari kehidupan malam,tapi saat itu saya juga masih ada pacar lain yg belum bisa saya lepas dengan nama lisa(samaran)karena kami sudah seperti suami istri sering ML. pernah suatu saat mobil saya kedapatan di tempat kosnya lisa oleh temannya wati tapi saya berkelik itu bukan saya,trus saya pun dengan wati putus dan saya kembali lagi ke kehidupan malam bersama lisa dan bertambah parah(sering gonta-ganti cewek untuk ML)


selang 3bulan akhirnya si wati hubungi aku lagi dan meminta saya jadi pacarnya lagi karena dia tidak tega lihat saya dugem terus,saya pun menerimanya kembali,akhirnya saya pun kuatkan niat untuk putuskan lisa bersama cewek2 saya yg lain dan memulai hidup baru bersama wati krn ortu saya dan ortu wati sudah merestui hubungan kami,oh iya saat itu pun saya baru tahu bahwa si wati ternyata ada ketergantungan obat tapi bukan jenis phisicotropica,tapi bisa buat dia fly,saya ambil pikiran positif saja bahwa saya saja dulu bisa berubah maka si wati pun pasti nanti akan berhenti.


sudah hampir 1,5 tahun kami pacaran akhirnya kami pun naik pelaminan.setelah itu kehidupanku berubah total saya sudah hindari teman2 dan t4 hiburan dan fokus buka usaha di daerah.usaha berjalan 5 bulan tapi istriku belum juga berhenti dr obat dan kami pun belum mendapatkan anak,entah kenapa kami pun mulai kembali clubbing lagi dan itu banyak menghabiskan uang dan kami tidak bisa kontrol pemasukan dengan pengeluaran akhirnya kami mendapat musibah,mobil kami tabrakan dan saat itu yang mengemudi bukan saya dan istriku tapi teman istriku,biaya mobil itu sampai hampir 40 juta dan sang pengemudi hanya mau menanggung 15 juta akhinya usaha kami pun goyang dan utang dimana-mana menumpuk,saya hanya bisa gali lubang tutup lubang,sampai perkawinan kami berjalan 1thn akhirnya usaha kami bangkrut dan kami pun ber2 stres dan sering minum minuman keras,saya pun mulai stres dan mulai kembali ke kehidupan malam,akhirnya saya pun mulai selingkuh,pertengkaran pun tidak bisa dihindari,sampai kami pun pisah rumah dan mau cerai


setelah pisah saya tinggal bersama ortu. hari2 ku penuh dengan rasa penyesalan. 3 bulan berlalu saya dengan istri mulai saling berhubungan lagi sampai suatu hari kedapatan ada cewek telepon dan kami pun bertengkar sampai istri saya membakar tangannya dengan rokok dan saat itu saya juga merasa bersalah akhirnya karena sifat saya yang cuek pun sampai kami pun tidak saling berhubungan sampai setahun selama itu pula hidup saya makin hari makin berantakan sampai utang dimana2 menumpuk karena kalah judi bola.oh iya salah satu penyebab saya pisah karena saya suka judi. saya saat ini untuk mencari kerja sudah patah semangat karena masalah hubungan dengan istriku. untuk jaga toko punya orang tua saja udah tidak semangat.

sekarang ini saya hanya bisa susahkan orang tua saya dan banyak orang dengan segala beban utang.
sekarang pun hubungan saya dengan istri sudah mulai terjalin lagi tapi sudah tidak seperti dulu lagi.yang membuat saya bingun kenapa samapai sekarang istri saya masih juga memaafkan dan mau menerima saya apa adanya,padahal saat ini saya sedang susah baik keuangan maupun kehidupan yang berantakan. akhirnya semua penyesalanku terhadap hubungan rumah tanggaku bertambah besar.saya menyesal dulu sudah tinggalkan istriku yang hatinya tulus kepada saya.padahal dulu kalau dia mau menikahi orang kaya dan lebih baik dari saya dia bisa tapi dia rela nikah dengan saya dan menerima saya dalam hatinya.sampai sekarang untuk kembali sama dia saya yang jadi takut untuk kecewakan istriku lagi. saya tidak mau segala yang sekarang saya alami dia alami juga.

baru-baru saya bicara telepon dengan istriku ternyata sekarang saya yakin bahwa dia benar-benar masih tulus cinta dengan saya karena saat saya dimasa kehancuran dia masih tetap mendukung saya untuk tetap semangat,dia melarang saya dengan segala nasehat terhadap kelakuan buruk saya yang masih main judi,terus di beri juga saya dukungan untuk mencari kerja yang halaldan berusaha menhilangkan gengsi yang ada pada diriku.dia mau sy memulai dari bawah lagi.

saya tidak sangka atas dukungan yang dia berikan.apakah dia juga masih mengharap untuk mendampingi hidupku lagi? itulah yang jadi pertanyaan dalam hatiku sekarang kalau memang dia masih tulus terhadap sy maka mulai sekarang saya pun akan berusaha memperbaiki diri,agar kelak kehidupan kami pun lebih bagus dari kemarin-kemarin. karena dalam hati aku juga sudah bosan dengan kehidupanku yang hanya tahu hura-hura.

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.


“Mau kemana lagi, Fen?” tanya Ganjar sambil melirik ke Fenti.
“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Fenti sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.


Ganjar sekilas melirik pada paha Fenti yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Fenti naik tersingkap dengan posisi duduk Fenti tersebut.


“Fen, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Ganjar.
“Yee, kamu horny ya?” kata Fenti melirik Ganjar sambil tersenyum.
“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu…” kata Ganjar sambil tersenyum pula.
“Ya telah, mau dimana?” tanya Fenti sambil tangannya mengelus paha Ganjar yang sgilag mengemudi.


Ganjar tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sedangkan mobil diarahkannya menuju sebuah motel..


“Buka dong semua baju kamu,” kata Ganjar sedangkan dia sendiri melepaskan semua bajunya.
“Ih dasar otak horny!” kata Fenty tersenyum sambil melepas seragam kusarihnya.
“Aku cinta kamu..” kata Ganjar sambil mendekap tubuh telanjang Fenti dheri belakang.


Satu tangan meremas toket Fenty, sedangkan satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.


“Mmhh…” desah Fenty sambil terpejam. Tangan Fenty menggenggam kontol Ganjar yang telah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.
“Mmhh.. Enak akung…” bisik Ganjar ketika Fenty mengocok kontolnya.


Fenty tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Ganjar lalu mengecup bibirnya. Ganjar membalas kecupan bibir Fenty dengan hangat.


“Hjilat, dong…” bisik Ganjar di telingan Fenty.


Fenty tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Ganjar yang telah berdiri tegak. Lidah Fenty mulai menjilati kepala kontol Ganjar sedangkan tangannya tetap mengocok kontolnya.


“Ohh.. Enak akung…” bisik Ganjar sambil memompa kontolnya slow ketika Fenty mulai mengulum kontol kontolnya.


Jilatan, hjilatan serta kocokan tangan Fenty pada kontolnya membikin Ganjar menggelinjang membatalkan nikmat.


“Gantian dong…” kata Fenty sambil bangun setelah beberapa waktu.


Fenty bersandar ke dinding sambil berdiri. Ganjar jongkok lalu diciumnya jembut Fenty. Fenty memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah ganjar mulai menelusuri belahan memeknya.


“Oww.. Enak banget, akung,” kata Fenty sambil memegang kepala Ganjar dan mendesakan ke memeknya.


Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Ganjar bermain di lubang memek dan kelentitnya tukaran.


“Ohh.. Sshh…” desah Fenty merasakan kepuasan yang tak terhingga.


Fenty terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Ganjar lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..


“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Fenty menjerit slow tertahan ketika mencapai puncak klimaknya.


Terasa ada yang muncrat hangat enak di dalam memeknya.


“Mmhh.. Enak sekali akung,” kata Fenty sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Ganjar yang masih basah oleh cairan memeknya.


Ganjar sepertinya telah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Fenty sedetik, segera ditheriknya tubuh Fenty ke atas ranjang. Fenty telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Ganjar segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Fenty. Tangan Fenty segera menggenggam dan membimbing kontol Ganjar ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Ganjar telah masuk ke memek Fenty. Kontol Ganjar keluar masuk memek Fenty disertai bunyi khas..


“Mmhh…” Fenty mendesah sambil terpejam sedangkan pinggulnya berputar mengimbangi gerakan Ganjar.
“Enak sekali, akungghh…” desah Ganjar.


Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Ganjar hampir mencapai puncak kepuasannya. Kontol Ganjar makin cepat keluar masuk memek Fenty. Ketika puncaknya, Ganjar segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Fenty yang telah terbiasa, langsung mengerti. Kontol Ganjar yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihjilat kuat sambil dikocok slow. Ganjar terpejam sambil memegang kepala Fenty dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Fenty. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Ganjar tumpah di dalam mulut Fenty yang terus menghjilat kontolnya.


“Wohh.. Enak sekali, akung,” ujar Ganjar dengan nafas berat.


Fenty tersenyum sambil menjilati kontol dan kepala kontol Ganjar dheri sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka saling mencium..


“Cepat balik ah…” kata Fenty setelah mereka selesai berbaju dan merapikan diri.
“Ya akung…” kata Ganjar sambil menggandeng Fenty keluar kamar.


Sesampai di rumah, Ganjar segera balik setelah berpamitan kepada Papa dan mama Fenty.


“Lama amat sih, Fen?” tanya mamanya.
“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Fenty ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti baju.


Malam hherinya, ketika mereka sgilag nonton TV, Papa dan Mama Fenty segera bangun dheri tempat duduk karena telah waktunya jam tidur.


“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Fenty.
“Iya, Mam.. Tanggung nih film sgilag seru-serunya,” kata Fenty sambil matanya terus melihat TV.


Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Fenty mendengar ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Fenty telah mengerti apa yang sgilag terjadi di kamar orang tuanya. Fenty bersikap cuek saja di mulai. Tapi rasa penasaran dihatinya membikin Fenty ingin mengintip mereka. Segera fenty bangun lalu mengendap mengintip dheri lubang kunci. Walaupun gak begitu jelas tapi Fenty dapat melihat Papa Mamanya sgilag bersetubuh.


Darah Fenty berdesir karenanya. Ketika mata Fenty melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangun dan mengelap kontolnya yang basah. Tampak jelas di mata Fenty betapa kontol papanya lebih besar dheri kontol Ganjar. Fenty segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya. Di atas ranjang, Fenty tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Fenty jadi gelisah.


Sejak detik itu Fenty secara sadar arau tidak selalu melihat gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya cuma menggunakan kolor saja. Mata Fenty selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Fenty waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.


Suatu malam..


“Pijitin pundak Papa, Fen.. Pegal amat,” kata Papa Fenty waktu mereka nonton TV.
“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Fenty gampang mijitnya,” kata Fenty.


Papanya segera turun dheri kursi lalu duduk di lantai. Fenty segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.


“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangun dan menuju kamarnya.
“Fenty akung Papa,” bisik Fenty sambil mteriakkulkan tangannya ke leher Papanya.
“Nah, biasanya suka ada maksudnya kalau kamu telah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Fenty.
“Mm.. Fenty tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Fenty lagi manja.
“Fenty cuma mau bilang kalau Fenty akung Papa,” kata Fenty sambil mencium pipi Papanya.


Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Fenty yang sgilag mendekap dirinya dheri belakang.


“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Fenty lama.


Fenty tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Fenty mulai berdesir.


“Ada apa sih, Fen?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.


Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Fenty mengecup bibirnya.


“Fenty sangat akung Papa,” bisik Fenty lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.


Papa Fenty pada di mulai kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Fenty bisa menghangatkan perasaan dan nafsunya. Dibalasnya ciuman Fenty dengan hangat pula.


“Mm…” suara Fenty terdengar slow.


Papa Fenty bangun lalu duduk berhadapan dengan Fenty. Kembali dilumat bibir Fenty dengan agak panas. Fentypun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Fenty bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap saling mencium diremasnya slow kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..


“Fenty akung Papa,” kembali Fenty berbisik.
“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.
“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Fenty sambil bangun dan menherik tangan Papanya ke kamar belakang.


Papanya menurut mengikuti Fenty. Fenty langsung mendekap dan melumat bibir Papanya dengan sarir, Papanyapun membalasnya makin panas. Tangan Fenty mulai berani ditoketpkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya slow.


“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih saling mencium.


Fenty kemususan melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Fenty mengocok slow kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Fenty.


“Ohh…” desah Papanya.


Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Fenty. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya moncrot di dalam mulut Fenty. Fenty dengan tenang menelannya habis. Fenty lalu berdiri sambil tersenyum.


“Fenty pengen, Pa..” pinta Fenty berbisik.
“Tidak bisa sekarang akung,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.
“Kapan, Pa?” kata Fenty sambil mendekap dan mengecup bibir Papanya.
“Kamu balik kusarih jam berapa?” tanya Papanya.
“Jam 11, Pa…”
“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cheri tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.
“Iya, Pa…” kata Fenty sambil tersenyum pula.
“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Fenty mengangguk.
“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Fenty mesra.


Besok hherinya sesuai dengan rencana, Fenty dijemput di kampus.


“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.
“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Fenty manja.
“Langsung saja…” kata Fenty tersenyum.


Papa Fentypun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke panasel. Di dalam kamar, mereka langsung saling mencium. Fenty menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.


“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit akung. Papa wajib segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua bajunya.


Fenty juga sama. Tubuh Fenty telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas toket Fenty. Fenty terpejam menikmati belaian Papanya itu. Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang telah tegang besar. Diremas dan dikocoknya slow. Tangan Papanya mulai turun ke memek Fenty. Diusap dan di gosoknya memek Fenty dengan mesra. Lalu salah satu jherinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya tukaran. Fenty terpejam sambil menggigit bibir sedangkan tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.


“Cepat masukkan, Pa…” pinta Fenty.


Papanya tersenyum lalu bangun dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Fenty. Fenty menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Fenty. Fenty terpejam merasakan rasa nikmat dheri orang yang sangat diakunginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.


“Ada apa akung?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.
“Fenty sangat bahagia bisa bersama Papa detik ini,” kata Fenty sambil mendekap erat Papanya.
“Fenty sangat akung Papa,” bisik Fenty.
“Papa juga sangat akung kamu,” kata Papanya.


Fenty tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Fenty detik itu. Siang itu Fenty dan Papanya dengan sarir bersetubuh bermandi peluh dan rintihan serta jeritan kepuasan. Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai klimak. Dicabutnya kontol dheri memek Fenty lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya. Tapi Fenty dengan segera bangun dan langsung menghjilat serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat banyak di dalam mulut Fenty. Fenty menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Fenty.


“Kamu hebat akung…” bisik Papanya.
“Lebih hebat dheri Mama kamu,” kata Papanya lagi.
“Fenty akung Papa…” bisik Fenty sambil tersenyum.


- - - TAMAT.




Tuesday, November 1, 2011

Sampah-sampah Cinta - 2



Aku mulai membuka lebar mulutku dan memasukkan penis Din ke dalamnya. Dengan penuh perasaan aku mengulum penis itu sambil tanganku mengocoki penis si sopir. Sesaat kemudian aku mengeluarkan penis si Din dan beralih ke si sopir, sepertinya servis mulutku membuatnya ketagihan, ia menahan kepalaku dengan tangannya seolah tak rela melepasnya.

Aku gelagapan saat si sopir menyenggamai mulutku dengan beringas hingga akhirnya dia menyembur ke dalam mulutku, sebagian meleleh ke dagu, namun sebagian besar tertelan. Aku tidak sempat mempraktekkan teknik menyedotku yang lihai itu karena dia terus menyodok mulutku bahkan ketika keluar sampai tersedak aku dibuatnya, begitu kulepas kulumanku aku langsung batuk-batuk dan meludahkan sisa sperma itu dari mulutku.

Sesaat aku bersimpuh di lantai meminum air yang disodorkan Bang Din dan mengatur kembali nafasku. Kemudian dia merebahkan tubuhku di lantai marmer yang dingin itu dan mencium dan menjamahnya dari wajah hingga berhenti di kemaluanku yang sudah basah, dia menjilat dan mengisapnya dengan lahap. Mulutku mendesis nikmat dan kedua paha mulusku mengapit kepalanya. Kulihat si sopir menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya, dia juga melihat-lihat isi kulkasku, kemudian diambilnya sekotak susu kecil dan kembali menghampiri kami.

"Oii-ooi.. Kita sarapan sambil ngentot yuk!" sahutnya seraya menggigit ujung kotak susu itu dan menyobeknya.

Ditumpahkannya susu itu ke sekujur tubuhku sampai habis. Kurasakan dinginnya air susu dan lantai marmer pada tubuhku yang sudah memanas. Bagaikan menyantapku, keduanya menjilati dan mencium tubuhku yang sudah berasa susu itu.

"Mmuuahh.. Enak banget, jadi manis kaya orangnya!" komentar Din sambil menjilati vaginaku yang bersusu.
"Sluurrpp.. Slurrp!" demikian suara mereka menikmati susu pada tubuhku, suara itu dimeriahkan oleh desahan dari mulutku.
"Ini namanya susu campur, ada susu sapinya, ada susu ceweknya, hehehe.." kata si sopir setelah menghabiskan susu yang bercucuran di tubuh bagian atasku.
"Heh, tambah lagi dong susunya, udah mau habis nih!" pinta Din pada temannya.
"Beres Din, masih ada kok!" kembali si sopir membuka kulkas.

Dia kembali lagi tapi kali ini bukan dengan susu kotak melainkan whipping cream strawberry. Sepertinya dia tidak tahu makanan apa itu sehingga dia pun bertanya padaku..

"Eh.. Non, kalo yang ini apaan sih? Susu bukan, es krim juga bukan". Dasar udik.., kataku dalam hati.
"Itu namanya whipping cream Bang, biasanya buat makan sama buah" jelasku padanya.

Hei, mendadak aku terpikir sebuah cara baru untuk menikmati oral seks. Maka kuminta Din untuk berdiri dan menyodorkan penisnya padaku. Lalu kebaluri penisnya yang hitam dengan whipping cream itu.

"Wah.. Wah kontol saya mau diapain Non, asal jangan dimakan yah" katanya menanggapi tindakanku.

Kujawab hanya dengan membuka mulut dan memasukkan penis itu ke mulutku. Hhmm.. Nikmat, penis rasa strawberry kesukaanku, kukulum-kulum seperti permen. Kuisap maju-mundur penis itu, pipiku sesekali menggembung tertekan kepala penisnya. Sementara aku menyepong, si sopir tak bosan-bosannya menggerayangiku dari belakang, payudaraku diremasi dan diputar-putar putingnya, vaginaku diusap-usap, dari permukaan jari-jari itu merambat masuk lebih dalam dan mengorek-ngoreknya.

Yang membuatku bertambah gila adalah ketika dia memain-mainkan biji klitorisku persis seperti yang dia lakukan terhadap putingku. Leher dan bahuku juga tidak luput dari cupangan-cupangan yang dilancarkannya hingga meninggalkan bekas cupangan dan ludah. Aku pun makin menggelinjang sambil terus mengeluarkan desahan-desahan tertahan.

Tiba-tiba si sopir mendekap pinggangku dan mengangkatnya ke atas, maka posisiku kini berdiri dengan badan atas membungkuk 90 derajat. Tanpa melepas penis Bang Din, aku melingkarkan tangan pada tubuhnya sebagai penyangga. Dua jari si sopir telah membuka bibir vaginaku dan penisnya ditekan masuk ke dalamnya. Badanku mengejang beberapa detik ketika benda itu menerobos vaginaku. Selanjutnya si sopir memaju-mundurkan pinggulnya dengan ganas sambil melenguh keenakan merasakan jepitan otot-otot kemaluanku.

"Hhmmhh.. Memeknya enak banget Non, seret dan basah!" serunya sambil meninggikan frekuensi genjotannya.
"Servis mulutnya juga yahud, puas banget gua main sama cewek kaya gini, hahaha..!" timpal si Din sambil tertawa-tawa dan menggerayangi payudaraku yang menggantung.

Karena tidak ingin cepat-cepat orgasme si Din menyuruhku melepaskan penisnya, kemudian tubuhku ditegakkan kembali, kini si sopir yang menyanggaku dengan dekapannya. Disenggamainya aku dalam posisi berdiri. Si Din memungut kemasan whiping cream dari lantai, lalu melumurinya pada kedua payudaraku.

"Gua juga mau coba rasa cream strawberry ini, mmhh!" katanya lalu melumat payudaraku yang berlumuran whiping cream itu.
"Sspp.. Ssrrpp..!" seluruh payudaraku dilumatnya, putingku dijilat dan dihisapnya, dinikmatinya kedua daging kenyal rasa strawberry itu seperti makan es krim.

Sensasi geli juga kurasakan pada lubang dan daun telingaku yang dijilati si sopir yang juga sedang menyetubuhiku dari belakang. Aku cuma bisa mendesah lirih dalam pelukan keduanya, membiarkan tubuhku diperlakukan sesuka mereka. Sekarang aku merasakan adanya desakan dari vaginaku yang ingin segera meledak sehingga aku merapatkan kedua paha untuk meresapi kenikmatannya.

Akhirnya aku klimaks diiringi erangan panjang, kakiku lemas sekali kalau saja tidak didekap si sopir pasti ambruk. Sebentar kemudian, dia menyusul menyiram rahimku dengan sperma hangat. Tak kubayangkan betapa banjirnya kemaluanku, cairan kewanitaanku plus spermanya meleleh keluar menyertai penis si sopir yang masih keluar-masuk dengan kecepatan menurun, daerah pangkal pahaku dan sekitarnya jadi basah oleh cairan itu. Tubuhku merosot ke bawah mengikuti si sopir yang terduduk bersila di lantai. Kusandarkan kepalaku pada dadanya yang sedikit berbulu itu.

"Nah, sekarang giliran gua!" sahut Din sambil meraih kakiku dan membentangkannya.

Dengan mulus penisnya meluncur masuk ke dalam vaginaku yang sudah basah kuyup. Suara kecipak cairan terdengar setiap kali dia hujamkan penisnya. Sodokannya makin lama makin bertenaga membuat tubuhku terguncang-guncang, akupun sudah kehilangan kendali diri, mataku membeliak-beliak, mulutku menceracau tak karuan mengerang dan mengeluarkan ucapan-ucapan erotis.

Si sopir yang menopangku terus giat memijati payudaraku, putingku digesek-gesekkan dengan jarinya yang kasar, kadang dipilin dan kadang diemutnya. Penisnya yang mulai bangkit lagi terasa menyentuh punggungku. Dia menundukkan kepala mendekati mulutku hingga bertemu mulutnya. Kami bercumbu panas sekali, lidah kami saling beradu bak sepasang ular kawin. Lima belas menit kemudian Bang Din membekap badanku ke arahnya dan dia sendiri membaringkan dirinya di lantai, maka posisiku kini telungkup di atasnya. Dengan begitu pantatku menungging ke arah si sopir yang kini telah membasahi anusku dengan ludahnya dan menekan-nekankan jarinya di sana.

"Aakkhh..!!" aku merintih dan menghentikan goyanganku sejenak ketika si sopir memasukkan penisnya ke anusku. Bahu Bang Din kucengkram erat-erat menahan rasa sakitnya. Rasanya sangatlah menyesakkan ditusuk dua batang perkasa itu, terutama pada bagian anus. Kami bertiga mulai berpacu dalam birahi, rasa perih perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuh. Sulit dilukiskan perasaanku waktu itu, pokoknya rasanya seperti melayang-layang dengan dilingkupi rasa nikmat yang luar biasa.

Hal ini berlangsung selama dua puluh menit lamanya sampai suatu saat di mana tubuhku bergetar melepas suatu bentuk energi berupa orgasme dahsyat yang menyebabkan tubuhku berkelojotan, tangan dan kakiku terasa kejang-kejang, serta mulutku mengeluarkan erangan panjang. Mukaku memerah, keringat pun bercucuran membasahi badan kami, akhirnya akupun tergolek lemas di atas tubuh Bang Din setelah gelombang orgasmeku surut. Sementara itu kedua tukang sampah itu masih terus menggenjot vagina dan anusku.

Akhirnya Bang Din menegakkan tubuhku dan menarik lepas penisnya, kemudian dikocoknya batangnya yang masih tegak itu dekat mukaku, akhirnya cret.. cret muncratlah cairan kental itu membasahi wajahku. Karena semprotannya kencang dan deras, bukan cuma mukaku saja yang basah, rambut, leher dan payudaraku pun terkena cipratannya.

Tak lama kemudian, si sopir pun mencabut penisnya dari anusku. Dibiarkannya aku ambruk telentang di lantai. Dia berdiri di sampingku mengocok penisnya hingga menumpahkan isinya di badanku. Puas dan lelah kurasakan sekaligus pada saat bersamaan. Mereka tertawa-tawa melihatku yang terbaring di lantai sambil menggosok-gosokkan sperma mereka ke tubuhku. Aku membalas senyuman nakal mereka sambil mengulum jariku yang belepotan sperma.

Sementara aku memulihkan tenaga, mereka mulai berpakaian lagi dan membereskan dus-dus yang berserakan tadi lalu membawa sampah-sampah itu ke truk. Beberapa menit kemudian Bang Din kembali dengan tong sampah yang sudah kosong. Aku pun bangkit dan memakai kembali dasterku untuk mengantarnya keluar rumahku. Setelah pamitan dan berterimakasih atas kesempatan emas dariku, truk itu mulai meluncur menjauhi rumahku. Sepeninggal mereka, aku langsung mandi membersihkan badanku dari aroma persetubuhan barusan, kemudian kustel weker dan tidur sebentar mengisi tenaga untuk kuliah pada jam sebelas nanti.


E N D

Sampah-sampah Cinta - 1




Suatu hari aku bangun pagi sekali, hari itu aku kuliah siang jam sebelas sementara jam di kamarku masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Maunya sih tidur lagi, tapi kantukku sudah hilang dan tidak bisa tidur lagi, mungkin gara-gara kemarin aku tidur terlalu awal, kira-kira setengah delapan malam.

Ini adalah hari kedua aku sendirian di rumah, orang tuaku selalu sibuk, Papa sedang mengurus bisnis di Malaysia ditemani mamaku yang kebetulan juga mau berobat di sana, sedangkan pembantuku satu-satunya juga sedang pulang kampung sejak lima hari yang lalu karena saudaranya meninggal. Janjinya sih sore ini dia akan kembali, yah kuharap begitulah karena aku capek sekali selama tiga hari ini harus mengurus makan dan beres-beres sendiri.

Aku pun turun ke bawah tanpa mengenakan apapun (ya, telanjang, sudah menjadi kebiasaanku bila di rumah tidak ada siapa-siapa aku selalu tak berbusana di rumah, rasanya nyaman dan sehat, bisa membuat darah mengalir lebih lancar), di dapur aku mengambil sebungkus mie keriting dan memasaknya. Setelah matang aku membawa sarapanku ke atas untuk menikmatinya di balkon kamarku. Sebelumnya aku terlebih dulu mengambil daster kuning-ku yang berdada rendah untuk menutupi tubuh polosku, walaupun ekshibisionis tapi aku harus tahu batasannya dong, kan ga enak kalau nanti kelihatan tetangga sekitar kalau aku sembarang pamer tubuh.

Kunikmati sarapanku di serambi balkon sambil menikmati udara pagi yang segar, suasananya tenang dihiasi oleh kicau burung dan kupu-kupu beterbangan di taman bawah sana. Sehabis sarapan, aku menyalakan sebatang rokok sambil berdiri bersandar di balkon, beberapa orang yang sedang joging melintasi depan rumahku, salah satunya adalah Tante Lia, tetangga dan teman mamaku, beliau menyapaku dari jalan, akupun tersenyum dan membalas salamnya.

Sebuah truk sampah berhenti di setiap rumah untuk melaksanakan tugas hariannya mengambil sampah. Tak lama kemudian, truk itu berjalan ke arah sini dan berhenti tak jauh dari rumahku. Seorang petugas sampah turun mengambil kantong-kantong sampah dari rumah di sekitar situ. Tukang sampah itu berbadan tinggi dan agak gemuk, usianya sekitar 30-an, mukanya bundar dengan hidung yang besar. Sambil mengisap rokok, kuperhatikan dia selama beberapa saat sedang mengangkat kantong sampah lalu melemparkannya ke bak truk. Pelan-pelan aku mulai mikir yang jorok-jorok, pagi-pagi gini niat isengku sudah timbul.

"Pagi Non!" sapanya ketika melewati rumahku.
"Pagi Bang!" balasku.
"Eh.. Bang tunggu bentar, di dapur masih ada lagi sampahnya nih, sebentar ya!", lanjutku lagi.

Aku mematikan rokokku dan turun sambil membawa piring dan gelas bekas sarapan tadi, setelah menaruhnya di pencucian aku langsung ke depan membuka pintu. Kebetulan tong sampah di dapur memang sudah penuh sesak, soalnya sejak mama pergi belum ada yang membereskannya.

"Bang, Bang, tolongin saya bisa gak, kan pembantu saya lagi gak ada, jadi sudah dua hari tuh sampah numpuk di dapur, bantu saya beresin dong yah, ntar saya kasih duit rokok deh!" pintaku dengan nada manja.
"Hhmm, OK deh Non.. Mana sampahnya, biar Abang bantu beresin!" katanya.

Aku membukakan pagar dan mempersilakannya masuk, dia memperhatikanku terus sambil berjalan ke dalam, sesekali matanya mencuri-curi pandang ke belahan dadaku yang menantang di balik belahan dasterku yang rendah, entah dia tahu atau tidak bahwa di baliknya aku tidak memakai apapun lagi.

"Sepi yah Non, sendirian di rumah nih? Lagi pada kemana?" tanyanya.
"Iya Bang, semua lagi keluar nih, sudah dari kemarin lusa sendirian" jawabku.
"Tuh Bang, udah penuh gitu, tolong yah!" lanjutku sambil menunjuk pada tong sampah biru besar di dapur.

Si Abang tukang sampah mengangkat tong besar itu, sedangkan aku menumpuk beberapa dus bekas makanan dan menampungnya di tanganku.

"Bang, Bang, bentar dong, ini masih ada yang mau dimasukin, upss!!" dengan sengaja aku melonggarkan tanganku sehingga dus-dus itu terjatuh semua.
"Duh, sori nih Bang, udah saya yang beresin aja!", lanjutku kemudian.

Aku pun berjongkok dan menunduk memunguti dus-dus itu, dengan begini payudaraku terlihat jelas sekali di balik potongan dasterku yang rendah dan lebar itu. Dia terbelalak melihat buah dadaku yang menggantung indah, putingnya pun sekilas tersingkap dari balik dasterku. Aku tahu dari tadi matanya terus tertumbuk ke daerah dadaku, tapi aku pura-pura cuek dengan terus membereskan dus itu, bahkan sengaja kutundukkan lagi tubuhku, sehingga makin terlihatlah keindahan di baliknya. Perlahan kulihat kakinya melangkah mendekatiku, lalu ikut jongkok, tapi bukannya membantu membereskan sampah malah menyusupkan tangan ke belahan dadaku mencaplok daging kenyal di baliknya.

"Kurang ajar!" bentakku sambil menepis tangannya.

Tentu ini tidak membuatnya mundur, dengan sigap ditangkapnya kedua tanganku, tubuhku diangkatnya hingga berdiri lalu dihimpit ke tembok di sebelahku. Sesungguhnya sikap berontak dan jeritanku hanyalah pura-pura belaka untuk memanas-manasi nafsunya. Tangannya yang kokoh dengan mudah mengunci dua pergelanganku lalu diangkat ke atas. Tangannya yang lain meremas dadaku dengan kasar.

"Jangan Bang.. Hentikan.. Eengghh!" erangku meringis karena kerasnya remasan itu, tubuhku masih meronta pelan.
"Diam Non, Non sendiri kan yang mancing-mancing saya begini" katanya berani.

Wajahnya mendekatiku mencari-cari bibirku, aku menggeleng-geleng pura-pura menolak dicium olehnya, namun tetap saja akhirnya tidak bisa menghindar dari lumatan bibirnya. Aku bisa merasakan nafasnya yang menderu dan bau badannya yang tidak enak (maklum banyak bergaul dengan sampah), tapi birahi yang meninggi membuat semuanya terlupakan.

Sebentar saja aku sudah memainkan lidahku membalas cipokannya. Tangannya mulai mengelus pahaku yang putih mulus sambil menyingkapi dasterku. Setelah meremas pantatku sejenak, tangannya lalu mengelus vaginaku yang berbulu lebat. Mataku membelakak ketika tangan itu meremas daerah segitigaku dengan jarinya sedikit masuk ke sana, desahan tertahan keluar dari mulutku yang sedang berciuman.

"Ga usah malu-malu Non, udah basah gini kok, gak pake apa-apa lagi, Non juga mau kan" seringainya mesum.

Dia melepaskan pergelanganku setelah aku berhenti meronta dan yakin telah menguasaiku. Diperosotinya dasterku dari bahu kiri sehingga payudaraku kiriku kini terbuka sudah, bulat kencang dengan puting kemerahannya yang menantang. Dengan penuh nafsu dilumatnya benda itu sambil tangannya menggerayangi pantatku. Aku cuma bisa mendesah-desah dalam posisi berdiri sandaran ke tembok, putingku makin mengeras karena permainan mulutnya yang nakal. Tiba-tiba seseorang nongol di pintu dapur dan tercengang melihat adegan di depannya. Orang itu tak lain adalah temannya yang menyetir truk sampah, rupanya dia menunggu lama di truk sehingga turun untuk memanggil temannya agar segera kembali, eh.. ternyata temannya itu sedang berasyik-ria denganku di dapur.

"Wei.. Sialan lo, ngentot ga ngajak-ngajak, gua dibiarin sendiri di mobil!" kata si sopir.
"Ayo masih pagi kok, kita istirahat aja sebentar, kapan lagi ngerasain amoy cantik gini!" ajak tukang sampah yang menggerayangiku.

Si sopir bergegas mendekati kami sambil melepaskan seragam dinas kebersihannya, tubuhnya lumayan berisi dengan kulit hitam terbakar matahari. Kini aku dihimpit dari depan-belakang oleh mereka, tubuhku bersandar pada si sopir yang mendekapku sambil meremasi payudara kiriku serta meraba-raba paha dan pantatku, sedangkan si temannya yang dipanggil Din menurunkan bahu kananku, maka kedua payudaraku tersingkap.

Si Din mengenyot payudara kananku dengan kencang sampai pipinya kembung kempot, tangannya mengelusi kemaluanku. Si sopir mulai menciumi belakang telingaku serta menggelikitik kupingku dengan lidahnya. Hal ini menyebabkan tubuhku menggeliat dan makin mendesah. Sambil menciumiku si sopir mengangkat dasterku yang telah berantakan, secara refleks aku mengangkat kedua tangan membiarkan satu-satunya pakaian yang melekat di tubuhku lepas melalui kepalaku.

"Wah, bener-bener rejeki nomplok nih bisa dapet cewek putih mulus gini!" sahut si sopir mengagumi tubuhku.

Selanjutnya aku disuruh berlutut, lalu mereka membuka celananya di depanku. Aku sempat terpana melihat penis mereka yang sudah berdiri tegak, keduanya keras, berurat dan hitam. Milik si sopir sedikit lebih panjang daripada punya si Din.

"Ayo Non, pilih aja mana yang mau diservis duluan" kata si sopir cengengesan.

Kugenggam kedua penis itu dan sengaja memainkannya dengan kocokan dan pijatan pada zakarnya agar nafsu kedua orang ini makin membara. Aku tersenyum nakal melihat reaksi keduanya.

"Uuhh.. Ohh.. Asoy banget kocokannya Non!" desah si Din.